Sunday, 5 January 2025

Rukyatullah dalam Mazhab Akidah Islam

 Rukyatullah (melihat Allah) adalah salah satu isu penting dalam teologi Islam yang membahas apakah Allah dapat dilihat oleh manusia, terutama di akhirat. Pendapat tentang rukyatullah beragam di antara berbagai mazhab akidah, tergantung pada metode interpretasi mereka terhadap Al-Qur'an dan Sunnah. Berikut adalah pandangan dari beberapa mazhab akidah terkait rukyatullah:



---


1. Ahlus Sunnah wal Jamaah (Asy’ariyah dan Maturidiyah)


Pandangan:


Asy’ariyah:


Meyakini bahwa Allah dapat dilihat oleh orang-orang mukmin di akhirat, khususnya di surga, tetapi tanpa bentuk, batas, atau arah.


Mereka berpegang pada ayat seperti:


> "Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Tuhannya." (QS. Al-Qiyamah: 22-23)




Penekanan: Rukyatullah adalah hakikat yang terjadi, tetapi tanpa menyerupai cara pandang makhluk terhadap benda (tidak ada antropomorfisme).



Maturidiyah:


Pandangan serupa dengan Asy’ariyah, bahwa Allah dapat dilihat oleh mukmin di akhirat.


Mereka juga menekankan bahwa rukyatullah adalah tanpa dimensi fisik atau arah, dan hanya terjadi jika Allah menghendakinya.




Kesimpulan:

Asy’ariyah dan Maturidiyah sepakat bahwa rukyatullah adalah suatu hakikat, tetapi cara melihatnya tidak dapat dijelaskan dengan kemampuan akal manusia.



---


2. Mu’tazilah


Pandangan:


Mu’tazilah menolak konsep rukyatullah, baik di dunia maupun di akhirat.


Mereka berpendapat bahwa melihat Allah berarti memberi Allah bentuk, tempat, atau arah, yang dianggap bertentangan dengan prinsip tanzih (penyucian Allah dari sifat-sifat makhluk).


Mereka memahami ayat seperti QS. Al-Qiyamah: 22-23 secara metaforis. Menurut mereka, ayat tersebut menunjukkan keridhaan Allah, bukan penglihatan literal.



Kesimpulan:

Mu’tazilah menafikan rukyatullah secara mutlak karena menganggapnya bertentangan dengan tauhid yang murni.



---


3. Jahmiyah


Pandangan:


Jahmiyah, seperti Mu’tazilah, menolak rukyatullah.


Mereka berpendapat bahwa Allah tidak dapat dilihat karena Dia tidak memiliki sifat-sifat yang menyerupai makhluk, termasuk tidak dapat dilihat secara fisik.



Kesimpulan:

Jahmiyah memiliki posisi yang mirip dengan Mu’tazilah dalam menafikan rukyatullah.



---


4. Syiah Imamiyah


Pandangan:


Dalam teologi Syiah Imamiyah, rukyatullah ditolak. Mereka menegaskan bahwa Allah tidak dapat dilihat dengan mata fisik, baik di dunia maupun di akhirat.


Mereka berpegang pada ayat seperti:


> "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata..." (QS. Al-An’am: 103)




Namun, Syiah Imamiyah mengakui bahwa Allah dapat "dikenali" melalui hati dan jiwa dalam arti kedekatan spiritual, bukan secara visual.



Kesimpulan:

Syiah Imamiyah menolak rukyatullah secara fisik, tetapi menekankan pada makna spiritual.



---


5. Salafiyah


Pandangan:


Salafiyah (termasuk Hanabilah) sepakat dengan Ahlus Sunnah bahwa Allah dapat dilihat oleh mukmin di akhirat.


Namun, mereka lebih cenderung pada pendekatan literal tanpa melakukan ta’wil (penafsiran metaforis) atau tafwidh (menyerahkan makna sepenuhnya kepada Allah).


Mereka menekankan bahwa Allah dapat dilihat tanpa menyerupai cara pandang makhluk.



Kesimpulan:

Salafiyah menerima rukyatullah di akhirat, dengan pendekatan literal yang menghindari interpretasi metaforis.



---


6. Filsafat Islam


Pandangan:


Dalam tradisi filsafat Islam (seperti pandangan Ibnu Sina dan Al-Farabi), rukyatullah sering diartikan secara metaforis.


Mereka menekankan bahwa "melihat Allah" adalah pengalaman intelektual dan spiritual yang melibatkan ma'rifah (pengenalan) Allah, bukan penglihatan fisik.



Kesimpulan:

Rukyatullah dipahami sebagai pengalaman intelektual atau spiritual, bukan literal.



---


Tabel Perbandingan



---


Kesimpulan


Rukyatullah adalah isu yang dipahami secara berbeda oleh berbagai mazhab. Ahlus Sunnah wal Jamaah (Asy’ariyah, Maturidiyah, dan Salafiyah) menerima konsep bahwa Allah dapat dilihat oleh mukmin di akhirat, dengan pemahaman bahwa cara melihat-Nya melampaui akal manusia. Sebaliknya, Mu’tazilah, Jahmiyah, dan Syiah Imamiyah menolak konsep rukyatullah secara fisik, tetapi menekankan aspek spiritual dan metaforis.


No comments:

Post a Comment