Tuesday 23 February 2021

Ilmu Asas Hadis siri 2 (Musthalah Ilmu Hadits)



Definisi: Musthalahul hadits (مصطلح الحديث) adalah sebuah ilmu yang dengannya dapat diketahui kondisi perawi hadits dan hadits itu sendiri dari sisi diterima atau ditolaknya.

Manfaatnya: Mengetahui hadits-hadits yang diterima dan ditolak dengan menbedakan antara hadits yang shahih dan tidak shahih.

Pengambilan materinya: materi ilmu ini diambil dari kondisi matan (teks) hadits, kondisi perawi dan periwatannya dengan menelusuri kondisi yang ada.

Definisi-definisi Hadits

  • Hadits-khabar: dua hal sinonim, keduanya bererti sesuatu yang dihubungkan kepada Nabi Muhammad SAW dari sisi ucapan, perbuatan dan ketetapan.
  • Isnad-sanad: dua hal sinonim, keduanya bererti mata rantai perawi hadits yang menghantarkan kepada matan hadits.
  • Matan: sesuatu yang berada di akhir sanad, iaitu berupa ucapan/perkataan

Pembahagian Hadits dari Sisi Jalur Periwayatannya

Hadits ada dua bahagian: mutawatir dan ahad.

Mutawatir  adalah hadits yang sampai melalui beberapa jalan yang tidak terbatas pada bilangan tertentu. Ia adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang tidak mungkin mengandung kebohongan (mereka tidak mungkin bersepakat untuk berbohong).

Ahad adalah hadits yang sampai kepada kita melalui jalan yang terbatas dan tertentu, jika jalur periwayatan tersebut kukuh, maka dapat dijadikan sebagai landasan ilmu.

Pembahagian Hadits Ahad

Gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi sahaja, sekalipun dari satu peringkat dari peringkat-peringkat sanad yang ada.

Aziz adalah hadits yang perawinya tidak kurang dari dua dari seluruh peringkat sanad yang ada.

Masyhur dan mustafid adalah dua hal sinonim dimana keduanya bererti hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih di dalam setiap peringkat sanadnya yang tidak sampai kepada tingkatan hadits mutawatir

Pembahagian hadits dari sisi penerimaannya terbahagi kepada empat macam:

1. Hadits shahih lidzatihi, iaitu hadits yang sanadnya tersambung dan dinukil oleh seorang yang adil yang memiliki dhabt (akurasi) secara sempurna sampai akhir sanad serta terlepas dari kejanggalan dan cacat.

2. Hadits shahih lighairihi, iaitu hadits di mana telah terkumpul syarat-syarat hadits shahih lidzatihi hanya saja para perawinya dari sisi dhabit masih kurang dan hal tersebut dapat ditutupi berbagai jalan hadits.

3. Hadits hasan lidzatihi, iaitu hadits di mana syarat-syarat hadits shahih lidzatihi telah terkumpul, hanya saja peringkat perawinya dalam kedhabitan kurang dan kekurangannya tidak dapat ditutupi dengan sesuatu (kelebihan) yang lain.

4. Hasan lighairihi iaitu, hadits dhaif yang mana kedha'ifannya dapat ditutupi dengan banyaknya jalur hadits hingga sisi penerimanya lebih dominan.

Berbagai Macam Hadits yang Tertolak

Hadits-hadits yang maqbul (diterima periwayatannya) bertolak belakang dengan hadits-hadits yang mardud (yang ditolak periwayatannya)

Hadits-hadits mardud iaitu hadits-hadits yang kurang dari peringkat hadits hasan, iaitu dengan tidak adanya satu syarat atau lebih dari syarat-syarat diterimanya sebuah hadits. Kedhai'fan (kelemahan} hadits ini bervariasi sesuai dengan berat (parah) dan ringannya sisi kelemahan yang ada. Hadis dha'if memiliki banyak bagian dan akan kami kemukakan yang masyhur sahaja.


Kedhai'fan Hadits dari Sisi Tidak Adanya 'Adalah (Keadilan) dan Dhabt (Akurasi)

Macam-macamnya:

Hadits mukhtalith adalah hadits di mana perawinya diduga buruk hafalannya kerana faktor usia, kebutaan atau hilangnya catatan-catatan miliknya. Hadits-hadits yang diriwayatkan ada sebelum terjadi ikhtilath dapat diterima, sementara hadits-hadits yang tidak dapat dibedakan keberadaannya, maka ia bersifat mauquf atau abstain.

Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dha'if yang bertentangan dengan perawi tsiqah (yang dapat dipercaya) kebalikannya disebut ma'ruf.

Hadits mubham adalah hadits yang perawinya tidak diketahui (majhul).

Hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang sudah terkenal dengan kebohongannya di antara manusia.

Hadits maudhu' adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang telah diketahui secara sengaja telah berbohong kepada Rasulullah SAW.


Kedha'ifan Hadits dari Sisi Tidak Tersambungnya Sanad

Hadits maqtu' adalah hadis yang disandarkan kepada tabiin atau orang-orang yang berada setelahnya, berupa ucapan atau perbuatan, baik yang bersambung atau terputus.

Hadits munqati' iaitu hadits dimana satu orang perawi atau lebih dari para perawinya ada yang gugur secara berturut-turut di bagian mana saja dalam sanad.

Hadits mu'alaq adalah hadits dimana satu orang perawi atau lebih ditiadakan dari permulaan sanadnya.

Hadits mursal adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang tabiin yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.

Hadits mudallas terbahagi menjadi dua, 

Pertama, Tadlis al isnad, iaitu tatkala diduga bahawa perawi telah meriwayatkan dari gurunya, padahal dia tidak mendengar darinya, kemudian hadits tersebut diriwayatkan dengan menggunakan shighah (ungkapan) yang masih muhtamal (mengambang)

Kedua, Tadlis asy-syuyukh, iaitu manakala sebuah hadits diriwayatkan dari seorang guru, namun perawi menyebutnya dengan panggilan yang tidak terkenal hingga guru tersebut tidak dapat teridentifikasi.


Kedha'ifan Hadits dari Sisi Adanya Kejanggalan atau Cacat

Hadits syadz, iaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang yang maqbul (diterima periwayatan haditsnya) yang menyelisihi perawi lain yang lebih tsiqah darinya. Kebalikan hadits syadz adalah hadits mahfuzh.

Hadits mua'llal, iaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi hingga menodai keshahihannya, padahal secara zhahir hadits tersebut sah, dan penyebab cacatnya itu adalah para perawi hadits tersebut.

Cara mengetahui kondisi hadits dan menyingkap cacatnya adalah dengan mengumpulkan berbagai jalur hadits tersebut dan menganalisa perbedaan para perawi dan kedhabitan mereka. Illat (cacat) dalam hadits terkadang terdapat pada matan dan terkadang pada sanad hadits, dan itu yang lebih sering terjadi.

Hadits mudhtharib iaitu hadits yang diriwayatkan secara bertolak belakang dengan hadits lainnya dan tidak mungkin dilakukan perpaduan (diselaraskan) diantara hadits-hadits tersebut. Idhthirab terkadang terjadi pada matan dan terkadang pada sanad, dan itu yang selalunya sering terjadi.


Pembahagian Hadits dari Sisi kepada Siapa Ia DIsandarkan

Hadits marfu' adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan atau ketetapan, baik yang bersambung atau yang telah terputus.

Hadits mauquf adalah hadits yang disandarkan kepada seorang sahabat. baik sanadnya bersambung atau terputus.

Hadits maqthu' adalah hadits yang disandarkan kepada seorang tabi'in atau seorang yang berada dibawahnya, berupa ucapan atau perbuatan, baik sanadnya bersambung maupun terputus. Hadits maqthu' merupakan sifat dari matan sementara munqathi' sifat dari sanad hadits.


Sumber:

Syarah Bulughul Maram (Jilid 1) Abdullah Bin Abdurrahman Al Bassam

No comments:

Post a Comment